Pages

Guru ini...

~Guru ini~

Guru itu umpama lilin..
Membakar dirinya untuk menerangi umat yang lain..
Guru itu umpama mentari..
Bekerja seharian menyinari bumi
Guru itu umpama bulan..
Berusaha menyinari di kala kegelapan..

Namun guru ini umpama kalimantang..
Dinyalakan bila diperlukan..
Dimatikan pabila menyilau pandangan
Di buang pabila sudah usang

Guru ini tidak pernah berkira
Siang dan malam tabah diharunginya
Memahat ilmu di dada muridnya
Tanpa mengenal putus asa

Wahai murid, walaupun tak pernah
Terima kasih yang ikhlas diluahkan
Guru ini tetap redha
Akan ilmu yang di curahkan

Wahai murid, walaupun tak pernah
Jasa ini ku pinta di kenang
Namun janganlah guru ini
Dilayan seperti sampah terbuang

Alhamdulillah..guru ini bersyukur
Kerna engkau di puncak mahligai
Puncak yang memberikan dikau kuasa
Menghina, mencaci serta merungkai
Maruah guru ini turut kau gadai

Sungguh kesumat dendam di hatimu
Guru ini engkau kuis umpama kusta
Yang jijik di pandang..jijik di sentuh
Hanya kerna guru ini
Menegur sedikit kekhilafan mu
Menegur untuk menyedarkanmu

Terima kasih anak muridku..
Mungkin ini caramu menghargai gurumu
Dengan pasrah guru ini menerima
Kerana inilah resam dunia yang fana



I am no good in writing poetry..this is merely me..releasing my dissapointment..

Untuk renungan bagi semua..

Adab Seorang Pelajar terhadap Gurunya
Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin

Dasar keilmuan itu tidak dapat diperoleh dengan belajar sendiri dari kitab, namun harus bimbingan seorang guru yang akan membuka pintu-pintu ilmu baginya, agar engkau selamat dari kesalahan dan ketergelinciran. Kerana itu, hendaknya engkau menjaga kehormatannya, yang mana itu adalah tanda keberhasilan, kejayaan, serta engkau akan bisa mendapatkan ilmu dan taufiq. Jadikanlah gurumu orang yang engkau hormati, hargai, agungkan, dan berlakulah yang lembut. Berlakulah penuh sopan santun kepadanya saat duduk bersama, berbicara kepadanya, saat bertanya dan mendengar pelajaran, bersikap baik saat membuka lembaran kitab di hadapannya. Jangan banyak bicara dan berdebat dengannya. Jangan mendahuluinya, baik dalam bicara maupun saat jalan. Jangan banyak berbicara kepadanya dan jangan memotong pembicaraannya, baik di tengah-tengah pelajaran maupun lainnya. Jauhilah banyak bertanya terutama sekali kalau di tengah khalayak ramai, kerana itu akan membuatmu berbangga diri, namun bagi gurumu akan membuat bosan.
Jika engkau mengetahui kesalahan atau kebimbangan gurumu, janganlah jadikan itu alasan untuk meremehkannya, kerana itulah yang akan menjadi sebab engkau tidak akan memperoleh ilmu, dan siapakah orangnya yang tidak pernah salah?

Hati-hati, jangan sampai membuat gusar guru anda, hindari perang urat saraf dengannya, dalam erti kata lain jangan menguji kemampuan ilmiah maupun ketabahan guru anda. Dan, kalau engkau ingin pindah belajar kepada guru lain, maka mintalah izin kepadanya, kerana sikap ini lebih menunjukkan bahwa engkau menghormatinya, serta lebih bisa membuatnya mencintai dan menyayangimu.

Dan, masih banyak adab sopan santun lainnya yang bisa diketahui secara fithrah oleh orang yang diberi taufik oleh Allah Ta'ala untuk bisa menjaga kehormatan gurumu yang merupakan "ayahmu dalam beragama”. Dan ketahuilah bahwa dengan kadar engkau menjaga kehormatan gurumu, maka engkau akan mendapatkan kejayaan dan keberhasilan, sebaliknya kalau engkau meremehkannya, maka itu tanda kegagalan.

Sumber: Diringkas dari Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu, terj. Ahmad Sabiq, Lc (Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2005); judul asli: Syarah Hilyah Thaalibil 'Ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin (Maktabah Nurul Huda, 2003).

0 concerns: